Tahapan Literasi Siswa DiSekolah
Oleh: Ahmad Ruhiat
tts-group.co.uk |
Bacasaza – Program berliterasi (membaca) siswa di sekolah sifatnya
membangun kesadaran dan kebiasaan (minat baca) dalam diri siswa, bukan
memakasakan dan menekan siswa agar membaca. Minat siswa dalam berliterasi
memerlukan proses dan pendekatan yang tepat dan terarah.
Dalam konteks ini, kepala sekolah dan guru berkepentingan
untuk meimplementasikan tiga tahapan penting, khusunya bagi siswa sekolah dasar
dan menengah. Adapun tahapan yang direkomendasikan Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah dalam buku Panduan Praktis Gerakan Literasi Sekolah (2017: 13), sebagai berikut
Tahap Pembiasaan
1. Kegiatan membaca lima belas menit dilakukan setiap hari,
namun guru tidak perlu memberikan pertanyaan tentang isi buku setiap hari. Pada
tahap pembiasaan, prinsip TANPA TAGIHAN harus dijaga agar tujuan penumbuhan
minat baca peserta didik bisa dicapai.
2. Kegiatan bertanya tentang isi buku bisa dilakukan sesekali,
misalnya: 2–3 minggu sekali. Selain itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan.
Meskipun begitu, guru bisa memberikan apresiasi bila peserta didik mau menjawab
pertanyaan guru.
Tahap Pengembangan
1. Guru bisa menggunakan tabel atau peta cerita sebagai
kegiatan tindak lanjut. Semua peserta didik didorong untuk menuliskan ringkasan
cerita/buku dan respon mereka di dalam peta cerita/buku.
2. Prinsip kegiatan adalah TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk
mendorong dan memberikan apresiasi peserta didik atas upaya mereka, peta
cerita/buku yang sudah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas.
3. Peserta didik bisa diminta menyampaikan isian peta
cerita/buku kepada teman dalam kelompok atau di depan kelas. Kegiatan semacam
ini bisa digunakan sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.
Tahap Pembelajaran
1. Peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas kegiatan
membaca lima belas menit selama kurun waktu tertentu. Diskusi tentang isi buku
juga sudah sering dilakukan di kelas. Peserta didik sudah memiliki persepsi
membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.
2. Daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan
menjadi bagian pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.