Baca Kilas

Sunday, November 10, 2019

bacasaza

Tahapan Literasi Siswa Di Sekolah

Tahapan Literasi Siswa DiSekolah

Oleh: Ahmad Ruhiat

tts-group.co.uk
Bacasaza – Program berliterasi (membaca) siswa di sekolah sifatnya membangun kesadaran dan kebiasaan (minat baca) dalam diri siswa, bukan memakasakan dan menekan siswa agar membaca. Minat siswa dalam berliterasi memerlukan proses dan pendekatan yang tepat dan terarah.

Dalam konteks ini, kepala sekolah dan guru berkepentingan untuk meimplementasikan tiga tahapan penting, khusunya bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Adapun tahapan yang direkomendasikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah dalam buku Panduan Praktis Gerakan Literasi Sekolah (2017: 13), sebagai berikut

Tahap Pembiasaan
1.     Kegiatan membaca lima belas menit dilakukan setiap hari, namun guru tidak perlu memberikan pertanyaan tentang isi buku setiap hari. Pada tahap pembiasaan, prinsip TANPA TAGIHAN harus dijaga agar tujuan penumbuhan minat baca peserta didik bisa dicapai.
2.    Kegiatan bertanya tentang isi buku bisa dilakukan sesekali, misalnya: 2–3 minggu sekali. Selain itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan. Meskipun begitu, guru bisa memberikan apresiasi bila peserta didik mau menjawab pertanyaan guru.

Tahap Pengembangan
1.     Guru bisa menggunakan tabel atau peta cerita sebagai kegiatan tindak lanjut. Semua peserta didik didorong untuk menuliskan ringkasan cerita/buku dan respon mereka di dalam peta cerita/buku.
2.    Prinsip kegiatan adalah TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk mendorong dan memberikan apresiasi peserta didik atas upaya mereka, peta cerita/buku yang sudah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas.
3.    Peserta didik bisa diminta menyampaikan isian peta cerita/buku kepada teman dalam kelompok atau di depan kelas. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.

Tahap Pembelajaran
1.     Peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas kegiatan membaca lima belas menit selama kurun waktu tertentu. Diskusi tentang isi buku juga sudah sering dilakukan di kelas. Peserta didik sudah memiliki persepsi membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.
2.    Daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan menjadi bagian pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.



Selanjutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »