Oleh: A. Ruhiat
nytimes'com |
Bacasaza – UNESCO (2003)
menyebutkan bahwa kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca
dan menulis. Namun, Deklarasi Praha tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga
mencakup berketerampilan seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi
juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan,
bahasa, dan budaya.
Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan
Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti. Pendidikan ini bertujuan membangun budaya literasi pada seluruh ranah
pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
Dalam pendidikan Literasi, setidaknya ada 6 (enam) literasi dasar yang
perlu dikuasai. Di antaranya adalah literasi baca tulis;
literasi numerasi; literasi sains; literasi digital, literasi finansial; literasi budaya dan kewargaan. Bila
sebelumnya membahas soal literasi baca tulis, berikutnya adalah literasi
numerasi.
Pengertian Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan
berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar
untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari
dan menganalisis informasi yang
ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan
interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Numerasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan
konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari
(misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan
sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi
kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita.
Kemampuan itu ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan
cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan
kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi
yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.
Literasi Numerasi Sebagai Kecakapan Hidup
Kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang
terkait dengan
matemaka dasar
untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
Kecakapan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai
bentuk grafik, tabel, bagan, dan menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi
dan mengambil keputusan.
Perbedaan Numerasi dengan Matematika
Numerasi tidak sama dengan kompetensi matematika meskipun keduanya
berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama. Perbedaannya terletak
pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan matematika saja
tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mencakup keterampilan
mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi nyata sehari-hari.
Komponen Literasi Numerasi?
· Mengestimasi dan menghitung dengan bilangan bulat
· Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan
· Mengenali dan menggunakan pola dan relasi
· Menggunakan penalaran spasial
· Menggunakan pengukuran
· Menginterpretasi informasi statistik
Contoh
Seorang siswa belajar bagaimana membagi bilangan bulat dengan bilangan
bulat lainnya. Ketika bilangan yang pertama tidak habis dibagi, maka akan ada
sisa. Biasanya siswa diajarkan untuk menuliskan hasil bagi dengan sisa, lalu
mereka juga belajar menyatakan hasil bagi dalam bentuk desimal. Dalam konteks
kehidupan sehari-hari, hasil bagi yang presisi (dengan desimal) sering kali
tidak diperlukan sehingga sering kali dilakukan pembulatan.
Secara matematis, kaidah pembulatan ke bawah dilakukan jika nilai
desimalnya lebih kecil daripada 5, pembulatan ke atas jika nilai desimalnya
lebih besar daripada 5, dan pembulatan ke atas atau ke bawah bisa dilakukan
jika nilai desimalnya 5. Namun, dalam konteks real, kaidah itu tidaklah selalu
dapat diterapkan.
Contohnya, jika 40 orang yang akan bertamasya diangkut dengan minibus
yang memuat 12 orang, secara matematis minibus yang dibutuhkan untuk memuat
semua orang itu adalah 3,333333. Jumlah itu tentu tidak masuk akal sehingga
dibulatkan ke bawah menjadi 3 minibus.
Akan tetapi, jika sebuah tempat duduk hanya boleh diduduki oleh satu orang
saja, artinya ada 4 orang tidak mendapatkan tempat duduk. Oleh karena itu,
jumlah minibus yang seharusnya dipesan adalah 4 buah. Perlu dicermati bahwa numerasi
membutuhkan pengetahuan matematika yang dipelajari dalam kurikulum. Akan
tetapi, pembelajaran matematika itu sendiri belum tentu menumbuhkan kemampuan numerasi.
Sumber Han.
Weilin. 2017. Materi
Pendukung Literasi Numerasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan