Baca Kilas

Thursday, October 31, 2019

bacasaza

Wajib Tahu! Ini Literasi Numerasi Itu



Oleh: A. Ruhiat

nytimes'com
Bacasaza – UNESCO (2003) menyebutkan bahwa kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup berketerampilan seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.

Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Pendidikan ini bertujuan membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat).

Dalam pendidikan Literasi, setidaknya ada 6 (enam) literasi dasar yang perlu dikuasai.  Di antaranya adalah literasi baca tulis; literasi numerasi; literasi sains; literasi digital, literasi  finansial; literasi budaya dan kewargaan. Bila sebelumnya membahas soal literasi baca tulis, berikutnya adalah literasi numerasi.

Pengertian Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan  menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Numerasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita.

Kemampuan itu ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.

Literasi Numerasi Sebagai Kecakapan Hidup
Kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan
matema􀆟ka dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.

Kecakapan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel, bagan, dan menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Perbedaan Numerasi dengan Matematika
Numerasi tidak sama dengan kompetensi matematika meskipun keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama. Perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi nyata sehari-hari.

Komponen Literasi Numerasi?
· Mengestimasi dan menghitung dengan bilangan bulat
· Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan
· Mengenali dan menggunakan pola dan relasi
· Menggunakan penalaran spasial
· Menggunakan pengukuran
· Menginterpretasi informasi statistik

Contoh
Seorang siswa belajar bagaimana membagi bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya. Ketika bilangan yang pertama tidak habis dibagi, maka akan ada sisa. Biasanya siswa diajarkan untuk menuliskan hasil bagi dengan sisa, lalu mereka juga belajar menyatakan hasil bagi dalam bentuk desimal. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, hasil bagi yang presisi (dengan desimal) sering kali tidak diperlukan sehingga sering kali dilakukan pembulatan.

Secara matematis, kaidah pembulatan ke bawah dilakukan jika nilai desimalnya lebih kecil daripada 5, pembulatan ke atas jika nilai desimalnya lebih besar daripada 5, dan pembulatan ke atas atau ke bawah bisa dilakukan jika nilai desimalnya 5. Namun, dalam konteks real, kaidah itu tidaklah selalu dapat diterapkan.

Contohnya, jika 40 orang yang akan bertamasya diangkut dengan minibus yang memuat 12 orang, secara matematis minibus yang dibutuhkan untuk memuat semua orang itu adalah 3,333333. Jumlah itu tentu tidak masuk akal sehingga dibulatkan ke bawah menjadi 3 minibus.

Akan tetapi, jika sebuah tempat duduk hanya boleh diduduki oleh satu orang saja, artinya ada 4 orang tidak mendapatkan tempat duduk. Oleh karena itu, jumlah minibus yang seharusnya dipesan adalah 4 buah. Perlu dicermati bahwa numerasi membutuhkan pengetahuan matematika yang dipelajari dalam kurikulum. Akan tetapi, pembelajaran matematika itu sendiri belum tentu menumbuhkan kemampuan numerasi.

Sumber Han. Weilin. 2017. Materi Pendukung Literasi Numerasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Selanjutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »