Oleh: Ahmad Ruhiat
oxfordlearning.com |
Kegiatan 15 menit membaca
disesuaikan dengan kondisi sekolah, bisa di awal/sebelum KBM, atau di tengah,
maupun di akhir KBM. Namun kegiatan di awal akan lebih baik karena memudahkan
pengaturan jadwal KBM. Kegiatan 15 menit membaca dilakukan secara bertahap,
bisa sekali atau dua kali dalam seminggu, dan seterusnya, hingga dapat
dilakukan setiap hari.
Tujuan kegiatan 15 menit membaca agar peserta didik
gemar membaca, dan membaca menjadi kebiasaan serta gaya hidup. Sedangkan prinsipnya
sebagai berkut.
·
bukan buku
teks pelajaran.
·
diminati
peserta didik.
·
tidak
diikuti oleh tugas-tugas lainnya.
·
dilakukan
dengan pendekatan sambil bermain dan menyenangkan.
·
tidak
dievaluasi.
Sekolah sebagai fasilitator
peserta didik dalam kegiatan tersebut harus mampu menyediakan ragam buku
bacaan. Perpustakaan Sekolah yang kaya buku bacaan peserta didik menjadi sarana
utama dalam menunjang kegiatan 15 menit membaca ini. Buku bacaan yang harus
dimiliki sekolah terdiri dari buku fiksi dan non fiksi yang sesuai jenjang kemampuan membaca siswa.
Selain sarana perpustakaan yang menyediakan buku lengkap,
faktor keberhasilan program kegiatan 15 menit membaca adalah TLS (Tim Literasi Sekolah). Sekolah
harus membentuk Tim Literasi
Sekolah. Tujuannya TLS ini memastikan Gerakan Literasi Sekolah berjalan baik.
Struktur Organisasi TLS di
Sekolah terdiri atas Ketua TLS (guru) dan anggota (minimal ada pengurus
perpustakaan/taman baca sekolah dan guru lain yang telah mengikuti pelatihan
tentang GLS). Adapun tugas TLS terdiri dari:
·
Menjadwalkan
dan mengawal program 15 menit membaca setiap hari.
·
Melaksanakan
monitoring dan evaluasi internal.
·
Membangun
jejaring dengan pihak eksternal.
·
Melibatkan
publik dalam berbagai acara GLS.
·
Mengembangkan
perpustakaan dan sudut baca sekolah.
·
Bekerja
sama dengan guru dan peserta didik untuk membangun sudut baca kelas.
·
Melakukan
asesmen tiap minggu untuk kegiatan yang sudah dilaksanakan.
·
Mengevaluasi
pelaksanaan GLS setiap semester.
Adapun kepala sekolah berperan
dan bertugas mencermati para guru yang dapat menumbuhkembangkan literasi di
sekolah, menetapkan TLS dengan Surat Keputusan, dan memberikan mandat kepada
para personel TLS diberi kesempatan mengikuti pelatihan/lokakarya literasi.
Setelah peserta didik melakukan program 15 menit membaca berakhir,
guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang buku yang dibaca
peserta didik.
Buku Fiksi:
· Apakah kamu menikmati cerita dalam buku itu? Mengapa?
· Mengapa kamu memilih buku itu?
· Siapa saja tokoh cerita dalam buku itu?
· Tokoh mana yang paling kamu sukai?
· Bagaimana ciri-ciri tokoh tersebut?
· Apa yang tidak kamu sukai dari cerita dalam buku itu?
· Andaikata kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan
mengakhiri cerita itu?
· Adakah kata-kata sulit yang kamu temukan di buku cerita itu? Bagaimana caramu menemukan
maknanya?
· Coba ceritakan kembali isi cerita tersebut!
Buku Nonfiksi:
· Apakah kamu menikmati isi buku itu? Mengapa?
· Mengapa kamu memilih buku itu?
· Apa sajakah bagian-bagian dalam buku itu?
· Bagian mana yang paling kamu sukai?
· Apa yang tidak kamu sukai dari isi buku itu?
· Coba baca dengan nyaring bagian buku yang paling kamu
sukai!
· Bila kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan
mengakhiri cerita itu?
· Adakah kata-kata sulit yang kamu temukan di buku itu?
Bagaimana caramu menemukan maknanya?
· Coba ungkapkan garis besar buku tersebut!
Membaca buku bacaan non teks
pelajaran selama 15 menit dimaknai sebagai kegiatan literasi peserta didik
dalam membangun budaya membaca. Adapun manfaat kegiatan membaca 15 menit
tersebut, selain untuk menambah wawasan peserta didik juga sekaligus diharapkan
menggugah peserta didik untuk dapat menulis.
Apabila kegiatan pembiasaan
membaca di lingkungan sekolah ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan
terarah, bukan ha yang mustahil, kita dapat membangun generasi literat masa
kini dan masa depan.