Baca Kilas

Friday, November 15, 2019

bacasaza

Biarkanlah Sedekah Yang Pergi Itu Kembali



Oleh Ahmad Ruhiat

Bacasaza – Setiap orang niscaya mengalami keresahan dan kesusahan dalam kehidupannya sehari-hari. Ada yang mengalami rezekinya yang sempit tak berkesudahan, jodoh yang diharapkan tak kunjung tiba, sulit memperoleh pekerjaan yang layak, bisnis yang mulai tak menentu, terkena penyakit yang menyusahkan, sering berselisih dalam rumah tangga, dan banyak lagi kesusahan lainnya.

Sudah kodrat manusia akan merasa resah dan menderita jikalau sedang mengalami kesulitan. Niscaya, Allah Swt. pun dapat memahami sikap para hamba-Nya. Namun akan sangat bermakna dan bernilai pahala, apabila rasa resah dan gelisah itu disikapi dengan penuh keimanan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kunci utamanya adalah bertauhid kepada-Nya.

Pasrah yang disertai keyakinan penuh kepada Allah Swt., pastinya memahami tujuan Allah memberikan kesulitan dan kesusahan itu semata-mata untuk meninggikan derazat kita di mata-Nya, menguji sejauhmana keimanan dan ketaqwaan kita kepada-Nya, bahkan bisa jadi sebagai kifarat atas dosa-dosa kita yang telah dilakukan di masa lalu.

Pasrah yang dilandasi dengan tauhid juga adalah tawakal yang disertai ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada-Nya, dan senantiasa istiqamah menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan mensekutukan-Nya. Pasrah inilah yang mendatangkan ridho dan rahmat Allah Swt.

Allah Swt. melalui Al-Quran yang disampaikan Rasulullah Saw.menawarkan banyak cara dalam menyelesaikan segala persoalan hidup di dunia ini. Kuncinya bertauhid dan meluruskan akidah. Yakin seyakin-yakinnya yang ditunjukkan dengan sikap pasrah dan tawakal, dan sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt.

Jika hati dan pikiran kita sudah kuat meyakini Allah Swt., niscaya, kita akan jauh dari rasa putus asa dan aral merintang, dan itulah sikap yang terbaik dan positif dalam menghadapi masalah. Sebaliknya, apabila jwa kita lemah dan kurang yakin akan Kekuasaan dan Pertolongan Allah Swt., maka kita akan selalu merasakan kegelisahan hidup yang tak berkesudahan.

Acapkali, ada beberapa pemahaman yang keliru bahwa sedekah bisa menjadi jalan pintas keluar dari masalah atau sebagai alat memperlancar doa. Dalam prakteknya, tidak sedikit yang gagal paham dalam memaknai anjuran amalan bersedekah ini. Dalam beberapa momen, banyak orang yang punya masalah atau yang ingn disegerakan dikabulkannya doa dengan bersedekah mengikuti anjuran guru atau tutor dalam suatu pelatihan atau pengajian, bahkan tidak tanggung-tanggung nilai sedekah yang dikeluarkan sangat besar, padahal sebelumnya sangat jarang bersedekah. 

Namun sayang, niat bersedekah menjadi tidak murni dikarenakan ada kemauan atau bertujuan tertentu. Meski banyak pahala dalam amalan bersedekah yang Allah Swt. janjikan, namun bukan berarti sedekah yang dikeluarkan dijadikan media untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan khusus karena kita sedang bermasalah. Seyogyianyaamalan sedekah ini ikhas karena ibadah, bukan bersedekah berpamrih atau ada embel-embelnya. Nilainya ada pada niat seseorang saat bersedekah.

Jenis bersedekah dengan pamrih/ ada embel-embel-nya:
Semoga dengan sedekah ini jadi jalan Allah Swt. memudahkan jodohku.
Semoga dengan sedekah ini jadi jalan Allah Swt. memudahkan rezekiku.
Semoga dengan sedekah ini jadi jalan Allah Swt. mengabulkan keinginan dan harapanku.
Semoga dengan sedekah ini jadi jalan Allah Swt. dlancarkan segala urusanku.

Berbeda dengan jenis bersedekah dengan ikhlas dan karena rasa syukur Kepada-Nya:
Ya Allah, semoga dengan sedekah ini, aku menjadi hamba-Mu yang senantiasa gemar beramal shaleh dan beribadah kepada-Mu, serta menjadi hamba-Mu yang senantiasa bersyukur kepada-Mu, Semoga Engkau Ridho terhadapku

Jenis bersedekah berpamrih, tentu tidak dianjurkan. Beramal baik dan beribadah sepatutnya dilakukan hanya semata-mata karena Allah Swt. Tugas kita hanya menjalankan amalan sedekah saja. Niat bersedekah dilakukan karena keimanan yang kuat dan kesadaran bahwa rezeki yang diperoleh dari-Nya, dan sebagian dari rezeki kita miliki patut disedekahkan.

Sedekah yang sempurna adalah sedekah yang dilakukan semata-mata atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. baik dalam keadaan susah maupun bahagia. Allah Swt. berfirman: "Katakanlah: 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba [34]: 39).

Sedekah yang dilakukukan semata-mata karena bersyukur dan beribadah kepada Allah Swt. inilah yang sebenarnya bernilai pahala. Dalam surah Saba ayat 39 di atas sudah jelas, Allah Ta’ala yang telah melapangkan rezeki kita, dan Allah Swt. pula yang dapat menyempitkan harta kita sesuai dengan kehendak-Nya. Sedekah yang kita tunaikan seharusnya menjadi tanda kita bersyukur kepada Allah Swt., bukan bersedekah karena ingin dikabulkannya keinginan.

 “Bersyukurlah terhadap nikmat Allah jika kamu sungguh-sungguh menyembah kepada Nya.” (QS. An-Nahl: 144). Sudah sepantasnya-lah kita bersyukur atas rezeki yang Allah amanahkan kepada kita. Sesungguhnya bersyukur kepada Allah adalah perbuatan wajib. Ini jelas daripada firman-Nya bermaksud: “Barang siapa yang bersyukur maka hal itu untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Dan barang siapa yang ingkar maka sesungguhnya Tuhan itu Maha Kaya dan Maha Mulia.” (QS. Al-Naml: 40).

Bersedekah adalah bernilai pahala besar, maka harta yang disedekahkan haruslah yang dihasilkan dari hasil yang baik dan halal, baik sedekah yang jumlahnya besar maupun kecil sesuai dengan kemampuan. Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa bersedekah dengan sesuatu senilai satu buah kurma yang diperolehnya dari hasil kerja yang baik, bukan haram, dan Allah itu tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekah orang itu dengan tangan kanannya, sebagai kiasan kekuasaanNya, kemudian memperkembangkan pahala sedekah tersebut untuk orang yang melakukannya, sebagaimana seseorang dari engkau semua memperkembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung—yakni memenuhi lembah gunung karena banyaknya." (Muttafaq 'alaih, dari Abu Hurairah r.a).

Allah Swt. melipatgandakan ganjaran atau pahala orang yang menafkah hartanya di jalan Allah. "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 261).

Apabila harta yang disedekahkan halal dan diniatkan semata-mata karena Allah, serta selalu memohon ampunan dari Allah dan berbuat kebaikan. Insya Allah. Kita akan digolongkan dalam orang-orang yang taqwa.   "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imran [3]: 133-134).

Biarkan sedekah yang ditunaikan itu pergi tanpa harus diingat-ingat. Serahkan saja balasan apa yang pantas Allah Swt. berikan untuk kita. Sedekah hanya salah satu dari banyak amalan ibadah yang mendatangkan Ridho dan Rahmat-Nya bagi hamba-hamba pilihan dan yang dikehendaki-Nya.

Biarkan sedekah yang ditunaikan itu pergi tanpa harus dihitung-hitung. Biarkan sedekah itu pergi untuk kembali menjadi pahala besar dari-Nya, baik yang diberikan di dunia ini maupun kelak di akherat. Boleh jadi, sedekah yang ditunakan itu kembali kepada kita dalam bentuk kifarat (penghapus) dosa atau sebagai penyelamat diri untuk masuk surga-Nya. Yang penting setelah bersedekah adalah kita selalu istiqamah bertauhid, taat menjalankan ibadah shalat dan ibadah wajib lainnya, dan tentunya menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan syirik dan maksiat kepada Allah Swt. 



Selanjutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »